LINGKAR WARNA: Ingin menjadi projek arsitek??? harus tahu ini dulu!!!! 12 permasalahan yang sering menempatkan arsitek pada posisi yang serba salah! Ingin menjadi projek arsitek??? harus tahu ini dulu!!!! 12 permasalahan yang sering menempatkan arsitek pada posisi yang serba salah! ~ LINGKAR WARNA -->

Tuesday, May 24, 2016

24 mei 2016

Bismillahirrahmanirrahim

 - بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Kalau berbicara tentang permasalahan negeri kita memang jagonya hehehehe, tetapi kita doakanlah negeri kita ini agar bisa keluar dari masalah. Tidak terkecuali negeri kita yang besar, pekerjaan kita sebagai arsitek juga sering kali di liputi banyak masalah! apa saja itu??? berikut kami rangkumkan 12 permasalahan yang sering kali di hadapi oleh arsitek pada sebuah projek.

permasalahan arsitektur
image courtesy by chapman





Penempatan orang yang tidak tepat pada tugas yang kurang tepat, dalam sebuah projek ini sering kali kita temukan, dimana orang dengan baground pendidikan yang tidak sesuai menempati jabatan yang tidak sesuai pula, di beberapa kondisi, orang seperti ini terkadang benar benar mengacaukan manajemen sebuah projek, mengambil keputusan di atas ketidak tahuannya dan yang lebih parah dari itu, ngotot dan merasa benar. Saya yakin rekan sekalian pernah mendapatkan kondisi ini.

Tidak adanya dukungan tim yang memadai di lapangan, hal ini juga sering terjadi, beberapa biro arsitek abal abal yang berorientasi profit dan biasanya nih di pimpim oleh orang orang seperti pada poin pertama kita diatas, demi meraup keuntungan yang lebih besar, kontrak yang seharusnya menyediakan beberapa tenaga engineer, akhirnya di eksekusi oleh seorang arsitek saja, dimana sang arsitek sekaligus mejadi arsiteknya, ahli strukturnya, ahli MEPnya, dan ahli ahli lainnya, yang apabila projek terbentur permasalahan, arsitek yang satu itu pula yang akhirnya akan disalahkan.

Tidak jelasnya penentu kebijakan di dalam sebuah projek, dalam sebuah projek juga ini sering sekali terjadi, dimana semua orang ingin menentukan kebijakan dalam eksekusi projek, kondisi seperti ini biasanya akan kita dapati pada proyek perusahaan keluarga, dimana sang bapak ( komisaris ) keinginannya berbeda, sang anak ( direktur ) keinginannya berbeda, direktur teknis ( sepupu atau keluarga ) keinginannya juga berbeda, biasanya nih proyek seperti ini kartu AS ada pada permai suri ( istri komisaris ) sekaligus juga bendahara.

Order pekerjaan yang membabi buta dari owner dalam satu waktu yang sama, ini juga merupakan salah satu masalah yang rekan sekalian akan hadapi di dunia professional, dimana sang klien merasa menggeser sebuah dinding beton di lapangan itu semudah membalikkan telapak tangan, dengan dalih tidak ada yang tidak bisa dilakukan bukan!!!! whattt!!!! ini mengenai manegemen, konsekuensi merubah fisik bangunan yang sudah setengah terbangun itu akan membengkakkan biaya, menggeser skedjul dan lainnya, yang membuat lebih pusing lagi sang klien tidak mau tahu dengan semua itu.

Menganggap remeh meeting dan breafing, permasalahan ini biasanya datangnya dari sang arsitek sendiri, menganggap segalanya akan selalu berjalan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan. Hati hati ini akan menjadi masalah yang sangat pelik, intensitas komunikasi yang tinggi dalam sebuah projek adalah sebuah kemestian, meeting dan bresfing adalah wadahnya.

Tidak adanya dokument yang presisi dan sang arsitek mendiamkan itu, jika anda mendapati kondisi ini sebaiknya anda tidak mendiamkannya, di komunikasikan terutama kepada sang klien atau owner, di jelaskan, bagaimana tidak adanya dokument projek yang presisi akan menyebabkan kerugian yang luas dari segala sisi, dari sisi materi, kualitas bangunan dan yang lainnya, biasanya bila anda mendiamkan hal ini komplen akan mengarah kepada anda sang arsitek.

Menjanjikan progres yang muluk muluk, tepat waktu dengan segenap permasalahan, apabila anda mendapati kondisi projek terdapat di dalamnya 6 permasalahan di atas atau juga 5 permasalahan setelah ini maka sebaiknya anda tidak berbicara muluk muluk kepada klien jelaskan apa adanya, dan tunjukan bahwa kita konsisten membantu sang klien menyelesaikan bangunannya hingga tuntas, adapun waktu dan kualitas pekerjaan sekali lagi jelaskan apa adanya jangan muluk muluk.

Tidak fleksibel, penjelasan penjelasan kita di atas tidak berarti kita harus bekeja secara kaku atau terlalu formal, fleksibilitas tetap di butuhkan bahkan sangat di rekomendasikan, hanya saja setiap akselerasi harus di komunikasikan, jangan sampai inisiatif anda hanya anda yang ketahui, ini sangat berbahaya bisa menjadi bumerang di waktu kemudian

Tidak adanya sistem yang jelas, pada projek dengan skala kecil sebuah sistem pola hubungan kerja dalam projek mungkin tidak terlalu di butuhkan, karena biasanya pada projek berskala kecil seperti rumah dan yang sejenisnya tanggung jawab itu terpusat pada satu orang saja namun pada proyek skala besar sebuah sistem menjadi sesuatu yang sangat di wajibkan. Jika anda berada pada sebuah projek dengan skala besar seperti rumah sakit misalnya dan anda dapati tidak adanya sistem pola hubungan kerja dalam projeknya maka bisa di pastikan, projek menunggu puncak kekacauannya. Cari posisi aman saja om! heheheheh.

Micromanaging, hal ini sebenarnya sangat mirip dengan permasalahan kita pada poin dua di atas namun pada contoh kita kali ini dalam skala manajemen yang lebih luas, projek besar dengan manejemen yang terlampu tipislah bahasa rigkasnya.

Terlalu berharap kepada sofware untuk menyelesaikan semua permasalahan projek, ada kesalahan beberapa rekan arsitek yang menganggap segala permasalahan dapat terselesaikan dengan software, cukup dengan gambar 3d yang cantik misalnya, ketahuilah terkadang keahlian teknis lapangan sangat di butuhkan untuk berakselerasi pada permasalahan permasalahn yang muncul belakangan yang terlewatkan dalam proses perencanaannya, tidak bersiap dengan hal ini juga akan menjadi masalah buat anda.

Tidak adanya standar penilaian kesuksessan projek, hal ini erat kaitannya dengan permasalahan tidak adanya dokument yang presisi, jika di atas tadi kita telah menjelaskan permasalahan ini dalam konteks projek sedang berlangsung maka poin terakhir kita ini berbicara pada skala waktu berbeda dimana projek telah dinyatakan selesai, namun tolok ukur penilaian kesuksessan projek tidak jelas.

Nah demikianlah kurang lebih permasalahan permasalahan yang bisa saja rekan sekalian dapati ketika berpraktek profesi, yang dalam kasus pembahasan kita kali ini adalah sebagai projek arsitek. Solusinya untuk dua belas permasalahan kita di atas adalah sebenarnya sangat mudah, apakah itu??? Komunikasi! jangan ragu untuk mengkomunikasikan setiap kejanggalan yang anda dapati! komunikasi biasanya mengarahkan kita kepada solusi.

Jika anda menyenangi artikel artikel kami, donasikan sedikit waktu like FP kami di bawah ini, dan share artikel kami. setiap sharing dari anda adalah semangat buat kami. Semoga bermanfaat!!!!




Author

My photo
Ali Said, ST
ali said adalah lulusan arsitektur universitas hasanuddin tahun 2010, sehari hari bekerja sebagai profesional arsitek, lebih khusus mendesain rumah dan perumahan, di sela sela kesibukannya juga aktif menulis sebagai blogger desain dan arsitektur

Daftar Isi

Lingkar Media. Powered by Blogger.

Popular Posts 7 days